Saturday, April 4, 2015

Jatuh Hati Itu Ajaib

“Tandanya kamu udah dapetin hati seorang cewek tuh pas kamu udah dapetin senyum sama ketawanya.”

                Kalau paramaternya seperti itu, hatiku sudah diambil oleh berapa ratus orang? Atau… hatinya sudah diambil berapa ratus orang? Ah.

                Pada akhirnya, setakut apapun, setrauma apapun, melangkah itu wajib. Pada akhirnya kamu akan sadar bahwa cepat atau lambat, baik atau buruk, kamu akan kembali jatuh hati. Rencana Tuhan siapa yang tahu, mau melangkah kemana hati itu pun siapa yang tahu. Tapi, selalu, Tuhan punya alasan mengapa hal menakutkan seperti jatuh hati bisa menjadi sangat lucu dan menggemaskan.

                Jatuh hati itu ajaib.

                Sebegitu ajaibnya hingga banyak orang kaku yang menjadi luwes, yang petakilan menjadi lebih tenang, yang pendiam menjadi cerewet, bahkan yang putus asa bisa jadi menemukan secercah harapan. Atau bahkan, kebalikannya.

                Jatuh hati itu ajaib.

                Datangnya pelan dan tanpa sadar ia sudah mendekapmu dari belakang. Kira-kira seperti itulah rasanya.

                Jatuh hati itu ajaib.

                Tanpa sadar, kamu mencarinya. Memastikan ia ada, duduk di sana dengan kaca mata dan jam tangan di pergelangan kirinya. Tanpa sadar, hatimu berdebar kencang saat tahu ia berada 100 meter di dekatmu. Dan langkahmu menjadi lebih cepat saat kamu sadar kalian tengah berjalan berdekatan. Tanpa sadar, kamu mulai mengagumi caranya berbicara, suaranya yang menggema saat tertawa, hingga senyumnya. Tanpa sadar, kamu merasa panik saat ia sadar kamu sedang mengawasinya. Tanpa sadar, kamu malu untuk ditatap oleh matanya. Tanpa sadar, senang-sedihnya menjadi senang-sedihmu. Tanpa sadar, nama itu adalah nama yang kamu sebut diujung doa sholat malammu. Tanpa sadar, kamu sadar, kalau kamu sudah jatuh hati.

                Jatuh hati itu ajaib.

                Jatuh hati itu tidak sebercanda itu. Jangankan untuk tertawa, berada didekatnya saja rasanya tidak karuan. Jangankan untuk tersenyum, ditatap sedetik pun rasanya…. ah, sulit dijelaskan. Tapi diam-diam kamu tersenyum, kan? Tersenyum di balik kepalanya yang lonjong. Tersenyum di balik punggungnya yang kokoh.

                Jatuh hati itu ajaib, iya kan, Nis?

                Sebegitu ajaibnya hingga melihat pergelangan tangan saja.... panik.

No comments:

Post a Comment